Friday 27 September 2013

HIDUP Biar IKHLAS

Assalamualaikum.. 

Ikhlas.. semua macam tahu aper itu IKHLAS..walaupun ianya 1.. perkataan yang senang di ucap di bibir.. tetapi.. betul2 ker korang tau yang korang ni benar-benar IKHLAS.. ?


Perkara yang selalu terjadi tetapi kita tidak sedar


      • Bila di Pejabat : Apabila kita bekerja kita selalu cakap macam ni.. " Aku Ikhlas buat kerja aku ..bersungguh-sungguh tapi.. GAJI AKU TAK NAIK TINGGI... rungutan ketika terima bonus..
    • .................................................................................................................................
      • Bila di Rumah : " Saya buat ni IKHLAS untuk Abang dan anak -anak.. tapi.. abang tak pernah nak hargai..Abang ingat saya ni..APA ?  tak penat ker?" - rungutan dengan si suami sebab penat lelah tidak di hargai
    • .................................................................................................................................
      • Bila Berkawan : "Aku ni IKHLAS nak berkawan dengan kau tapi.. ini balasan kau.. "
    • .................................................................................................................................
      • Bila Nak Bersedekah : "Aku bukan tak nak derma.. ko tengok orang tu.., Pakaian dia lagi lawa dari aku.. Malas lah aku nak derma.. orang lain dah kasi.." Tapi bila depan kawan-kawan..nak jaga standard nyer pasal..sedekah gak.. walaupun muka ketat..
    • ..................................................................................................................................
      • Bila Melemparkan Senyuman :

                         Senyuman Ikhlas                           VS                     Senyuman Pura-pura

                                                                               


         




   "Ikhlas artinya memurnikan tujuan bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dari hal-hal yang dapat mengotorinya. Dalam arti lain, ikhlas adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan dalam segala bentuk ketaatan."




Pengertian Ikhlas

Secara bahasa, ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih tidak kotor. Maka orang yang ikhlas adalah orang yang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain dan tidak riak dalam beramal.

Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Memurnikan niatnya dari kotoran yang merosak.

Ikhlas adalah buah dan intisari dari iman. Seorang tidak dianggap beragama dengan benar jika tidak ikhlas. Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-An’am: 162). Surat Al-Bayyinah ayat 5 menyatakan, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.” Rasulullah saw. bersabda, “Ikhlaslah dalam beragama; cukup bagimu amal yang sedikit.”

Tatkala Jibril bertanya tentang ihsan, Rasul saw. berkata, “Engkau beribadah kepada Allah seolah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah melihatmu.” Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya.”

Definisi Ikhlas dan Cara belajar Ikhlas



Semoga Allah kurniakan kepada kita hati yang ikhlas. karena betapapun kita melakukan sesuatu hingga bersimbah peluh berkuah keringat, habis tenaga dan terkuras pikiran, kalau tidak ikhlas melakukannya, tidak akan ada nilainya di hadapan Allah. Bertempur melawan musuh, tapi kalau hanya ingin disebut sebagai pahlawan, ia tidak memiliki nilai apapun. Menafkahkan seluruh harta kalau hanya ingin disebut sebagai dermawan, ia pun tidak akan memiliki nilai apapun. Mengumandangkan azan setiap waktu solat, tapi selama azan bukan Allah yang dituju, hanya sekedar ingin mempamerkan keindahan suara supaya menjadi juara adzan atau menggetarkan hati seseorang, maka itu hanya teriakan-teriakan yang tidak bernilai di hadapan Allah, tidak bernilai!


Ikhlas, terletak pada niat hati. Luar biasa sekali pentingnya niat ini, karena niat adalah pengikat amal. Orang-orang yang tidak pernah memperhatikan niat yang ada di dalam hatinya, siap-siaplah untuk membuang waktu, tenaga, dan harta dengan tiada arti. Keikhlasan seseorang benar-benar menjadi amat penting dan akan membuat hidup ini sangat mudah, indah, dan jauh lebih bermakna.

Apakah ikhlas itu? Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak menyertakan kepentingan pribadi atau imbalan duniawi dari apa yang dapat ia lakukan. Konsentrasi orang yang ikhlas cuma satu, yaitu bagaimana agar apa yang dilakukannya diterima oleh Allah SWT. Jadi ketika sedang memasukan uang ke dalam kotak infaq, maka fokus pikiran kita tidak ke kiri dan ke kanan, tapi pikiran kita terfokus bagaimana agar uang yang dinafkahkan itu diterima di sisi Allah.

Setiap amal itu tergantung kepada niatnya. Rasulullah  bersabda:
"Sesungguhnya amal itu tidak lain hanyalah dengan niat dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang diniatkan." (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Untuk menjadi betul-betul ikhlas, ada tiga perkara yang boleh kita perhatikan.

Pertama, ketahui cara untuk menguji keikhlasan. Caranya mudah saja. Cuba anda bayangkan jika suasana dunia atau persekitaran yang terkait dengan amal itu ditiadakan, adakah anda akan tetap melakukan amal tersebut? 


Contohnya, katakan suatu hari bos anda berkata: "Hari ini bekerjalah tanpa gaji, bantu saya." Adakah anda terasa senang hati melakukan kerja itu? Katakan anda seorang imam. Jika anda bersolat sendirian, adakah anda masih mencantikkan bacaan dan membaca surah yang panjang? Jika kualiti dan tekad amal anda kekal serupa walaupun ketika ditiadakan elemen duniawi, insya-Allah anda memang melakukannya untuk Rabb yang sedang melihat anda.


Kedua, adakah anda kerap gelisah andaikata anda tidak ikhlas? Jika ya, maknanya anda memang sudah ikhlas, atau sedang menuju keikhlasan, insya-Allah. Ini satu konsep berfikir antogonistik yang menarik. Sebab, perasaan bahawa diri sedang ikhlas berkemungkinan hanya pada perkataan semata-mata. Manakala kegelisahan merasakan amal yang dilakukan tidak ikhlas akan menyebabkan kita sentiasa bermuhasabah. Kegelisahan sebeginilah yang memudahkan kita mencapai keikhlasan.

Ketiga, berlatihlah untuk ikhlas walaupun terasa payah. Sebenarnya, setiap ciri-ciri mulia dalam Islam memerlukan latihan walaupun secara paksa, seperti sabar, menjaga pandangan, menjaga lisan, merendah diri dan sebagainya. Kalau kita hanya menunggu perasaan 'rela hati' untuk hadir, maka saya khuatir kita tidak akan mempunyai ciri-ciri mulia ini kecuali kalau Allah mengasihani kita. Cara kita melatih keikhlasan ialah dengan memastikan kita berniat setiap kali sebelum beraktiviti. Jangan mulakan sebarang aktiviti tanpa niat yang betul kerana Allah. Insya-Allah lama kelamaan niat yang ikhlas akan menjadi satu tabiat semulajadi.


Al-Fudhail berkata, “Meninggalkan amal karena manusia adalah riya’, Mengerjakan amal karena manusia adalah syirik. Sedangkan ikhlas ialah jika Allah memberikan anugerah kepadamu untuk meninggalkan keduanya.”

Al-Junaid berkata, “Ikhlas merupakan rahasia antara Allah dan hamba, yang tidak diketahui kecuali oleh malaikat sehingga dia menulis-nya, tidak diketahui syetan sehingga dia merusaknya dan tidak pula diketahui hawa nafsu sehingga dia mencondongkannya.”

Yusuf bin Al-Husain berkata. “Sesuatu yang paling mulia di dunia adalah ikhlas. Berapa banyak aku mengenyahkan riya’ dari hatiku, tapi seakan-akan ia tumbuh dalam rupa yang lain.”

Ciri-Ciri Orang Ikhlas

1. Terjaga dari segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT, baik sedang bersama dengan manusia atau sendiri. Disebutkan dalam hadits,“ Aku beritahukan bahwa ada suatu kaum dari umatku datang di hari kiamat dengan kebaikan seperti Gunung Tihamah yang putih, tetapi Allah menjadikannya seperti debu-debu yang beterbangan. Mereka adalah saudara-saudara kamu, dan kulitnya sama dengan kamu, melakukan ibadah malam seperti kamu. Tetapi mereka adalah kaum yang jika sendiri melanggar yang diharamkan Allah.” (HR Ibnu Majah)  



2. Senantiasa beramal di jalan Allah SWT baik dalam keadaan sendiri atau bersama orang orang lain, baik ada pujian ataupun celaan. Ali bin Abi Thalib r.a. berkata,“ Orang yang riya memiliki beberapa ciri; malas jika sendirian dan rajin jika di hadapan banyak orang. Semakin bergairah dalam beramal jika dipuji dan semakin berkurang jika dicela.”


3. Selalu menerima apa adanya yang diberikan oleh Allah SWT dan selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.


4. Mudah memaafkan kesalahan orang lain.

Manfaat dan Keutamaan Ikhlas

1. Membuat hidup menjadi tenang dan tenteram

2. Amal ibadahnya akan diterima oleh Allah SWT.

3. Dibukanya pintu ampunan dan dihapuskannya dosa serta dijauhkan dari api neraka.

4. Diangkatnya darjat dan martabat oleh Allah SWT.

5. Doa kita akan diijabah.

6. Dekat dengan pertolongan Allah.

7. Mendapatkan perlindungan dari Allah SWT.

8. Akan mendapatkan naungan dari Allah SWT di hari kiamat.

9. Allah SWT akan memberi hidayah (petunjuk) sehingga tidak tersesat ke jalan yang salah.

10. Allah akan membangunkan sebuah rumah untuk orang-orang yang ikhlas dalam 
membangun masjid

11. Mudah dalam memaafkan kesalahan orang lain

12. Dapat memiliki sifat zuhud (menerima dengan apa adanya yang diberikan oleh Allah SWT)Cara Mencapai IkhlasCara agar kita dapat mancapai rasa ikhlas adalah dengan mengosongkan pikiran dissat kita sedang beribadah kepada Allah SWT. Kita hanya memikirkan Allah, shalat untuk Allah, zikir untuk Allah, semua amal yang kita lakukan hanya untuk Allah. Lupakan semua urusan duniawi, kita hanya tertuju pada Allah. Jangan munculkan ras riya’ atau sombong di dalam diri kita karena kita tidak berdaya di hadapan Allah SWT. Rasakanlah Allah berada di hadapan kita dan sedang menyaksikan kita. Insya Allah dengan cara di atas anda dapat mencapai ikhlas. Dan jangan lupa untuk berdoa memohon kepada Allah SWT agar kita dapat beribadah secara ikhlas untuk-Nya, sebagaimana do’ a Nabi Ibrahim a.s,” Sesungguhnya jika Rabb-ku tidak memberi hidayah kepadaku, pastilah aku
termasuk orang-orang yang sesat.” (QS. al An'aam: 77). Wassalamu’ alaikum wr. wb.
sejahtera hendakNya.

Artikel di petik dari http://halaqah.net